Jumat, 14 Oktober 2022

Sungai

Entah apa yang membuatku selalu tertarik pada sungai akhir-akhir ini. Hingga aku membuat sebuah rumah singgah di dekat bantaran sungai di salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Aku membuatnya untuk keluarga kecilku, dan untuk para musafir atau traveler sepertiku. Rumahku aku sewakan seperti hotel dengan suasana Home dan alam yang rindang. Hal itu membuat keluarga kecilku betah, termasuk orang-orang yang singgah disana. 


Kadang kala para tamu membuat pesta kecil di taman untuk merayakan sesuatu. Misalnya di akhir pekan dengan segala perlengkapan barberque kami siapkan. Rumah ini rumah bagi semua yang kami harapkan menjadi sepenggal surga yang mampu dirasakan oleh para penghuninya yang tinggal. Di beberapa sudut aku memasang instalasi seni berupa karya patung atau sculpture. Area belakang kami menanam tanaman kebun seperti lombok, terong, tanaman buah mangga, dan jambu. So much fun and more peace :)

Kembali

Ia datang kembali. Menyadari bahwa cerita belum selesai. 


Terlampau kuat rasa kita ini. Kita saling tahu masing-masing saat kepedihan secara tiba-tiba hadir, dia yang selama ini kamu pikir adalah orangnya meninggalkanmu. Kamu telah belajar banyak hal sayang, akupun begitu. Kita telah melampaui banyak zaman, ribuan kisah, multi-dimensi. 


Jiwamu tahu akan hal itu, ketika kamu terus berlari justru takdirmu semakin mendekatimu. Tenanglah sayangku, tenang. Kamu adalah bagian dariku yang tak terpisahkan. Kini, tenanglah. Tidak apa-apa kalau belum mengerti semua, di ujung kita akan sampai. 


Bahagia kita yang buat sendiri, Tuhan sudah mengizinkan kita, memberi restu kita. Kita hanya diminta menerima dengan penuh rasa syukur.

Aku tlah banyak belajar menerima apa adanya, dan bersamamu kini aku belajar lagi hal itu. Kehidupan adalah proses belajar, bukan?


Samudra yang luas yang dianugerahkan Tuhan kepada kita berdua menunggu kita sibak rahasiaNya. Kamu sudah siap? Aku ada di sampingmu. Menemani. Let’s Go beib..  

Jumat, 07 Oktober 2022

Pohon Tua



     Hari itu aku melangkahkan kaki dengan semangat. Berangkat ke ruang yang kita berdua cita-citakan mengendarai mobil. Ia begitu gembira ruang itu ini telah berdiri megah diantara pepohonan yang rindang. Ya, aku suka sekali dengan pepohonan. Aku berharap pohon-pohon di tempat ini menjadi pohon tua yang besar seperti besarnya cinta kita berdua pada dunia seni pertunjukan. 

        Aku menggandeng tangannya, berkeliling gedung ini. Ada balkon tempat nongkrong dan minum kopi di atas. Kita berjalan sambil membicarakan pentas terdekat yang akan dimainkan. Pagi itu sedikit hening dan sejuk tidak ada angin seperti sore hari. Kami bercanda mengenang perjalanan cinta kami berdua yang begitu ajaib. Hehehe. Semua atas campur tangan Semesta. 

        Hall theater ini cukup luas, memiliki kedai kopi di bagian luarnya sehingga para penonton bisa singgah menikmati suasana luar hall saat menunggu pementasan. Terdapat juga beberapa sculpture yang terinstall di area luar hall. Aku sendiri yang membuat sculpture itu sebagai monumen perjalanan spiritualku sejak aku muda. Sculpture ini menambah kesan artsy tempat ini. Banyak orang yang menyukainya dan menjadikan ya sebagai background mereka berfoto selfie.

        Besok ada pementasan, kami mesti mempersiapkan keperluan untuk besok. Semakin banyak keajaiban yang terjadi pada hidup kami berdua sejak ruang ini berdiri, dan kami sangat antusias dengan keajaiban Semesta dengan segala ceritanya. Tabik!