Senin, 23 April 2018
Sehari-hari
Minggu kemarin saya kenyang dengan sedikit pikiran-pikiran dari Muhammad Abduh, Rumi, Soren Kierkegaar, Gabriel Marcel, dan Arthur Schopenhauer.
Sekarang, mari kita bicara tentang kehidupan sehari-hari.
Minggu lalu kesehatan saya memburuk karena pola makan dan istirahat yang kurang teratur. Darah rendah saya kambuh. Untunglah alarm tubuh saya memperingatkan.. waktunya mengonsumsi kafeine (lagi). Hhe..
Sekarang, mari kita bicara tentang kehidupan sehari-hari.
Minggu lalu kesehatan saya memburuk karena pola makan dan istirahat yang kurang teratur. Darah rendah saya kambuh. Untunglah alarm tubuh saya memperingatkan.. waktunya mengonsumsi kafeine (lagi). Hhe..
Jumat, 13 April 2018
Ridha
Kondisi mental terbaik saya adalah ketika apapun yang saya lihat menjadi tampak positif dan penuh cinta. Saya kurang tau faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mungkin rasa syukur yang menjadikan semuanya tampak membahagiakan, bahkan dalam keadaan yang sulit. senyawa kimia yang menimbulkan rasa bahagia pada otak itu mengalir deras ketika saya bisa merasa cukup (bersyukur) atas apapun kondisi saya saat ini.
Saya baru menyadari kini, polanya. Saya termasuk orang yang impulsif, ingin selalu dalam keadaan ektase atau terinspirasi. Itu yang membuat saya terus hidup-jiwa yang sadar terus-menerus.
Orang yang selalu ingin berlari, mengambil jalan anak tangga ketimbang naik eskalator jika ramai. energik. Orang yang berjalan cepat, dan sedikit kurang sabaran.
pernah suatu ketika saya mencoba hidup dengan cara orang lain pada umumnya. Lalu hidup saya begitu terasa membosankan, tidak bergairah. Saya tidak bahagia, murung.
Begitu saya kembali pada cara berjalan cepat itu, dunia tampak sedang berkonspirasi lagi. Saya merasa digerakkan kembali. Hidup dengan terus mencintai, memberi, melepaskan..
lalu dunia kembali normal di mata saya. Saya terus terispirasi, hormon kebahagiaan mengalir lagi. Saya merasa bahagia. Semua terasa mudah, apapun menjadi mudah. Itu semua saya kira adalah karena Ridha-Nya. Hidup saya terberkati.
Saya baru menyadari kini, polanya. Saya termasuk orang yang impulsif, ingin selalu dalam keadaan ektase atau terinspirasi. Itu yang membuat saya terus hidup-jiwa yang sadar terus-menerus.
Orang yang selalu ingin berlari, mengambil jalan anak tangga ketimbang naik eskalator jika ramai. energik. Orang yang berjalan cepat, dan sedikit kurang sabaran.
pernah suatu ketika saya mencoba hidup dengan cara orang lain pada umumnya. Lalu hidup saya begitu terasa membosankan, tidak bergairah. Saya tidak bahagia, murung.
Begitu saya kembali pada cara berjalan cepat itu, dunia tampak sedang berkonspirasi lagi. Saya merasa digerakkan kembali. Hidup dengan terus mencintai, memberi, melepaskan..
lalu dunia kembali normal di mata saya. Saya terus terispirasi, hormon kebahagiaan mengalir lagi. Saya merasa bahagia. Semua terasa mudah, apapun menjadi mudah. Itu semua saya kira adalah karena Ridha-Nya. Hidup saya terberkati.
Kamis, 12 April 2018
12 April
Hai,
Di tanggal ini menurut catatan sipil negara, 24 tahun yang
lalu saya dilahirkan. Jadi seperti pada orang umumnya, saya mengucapkan selamat
hari lahir untuk diri saya. Tuhan telah memilihkan hari yang baik untuk saya,
dan pasti bukan tanpa alasan saya dilahirkan.
Bagi saya, momen ulang tahun tak lebih dari makna penanda waktu
perjalanan. Seperti jarum arloji yang menunjukkan angka-angka. Seperti sekarang
pukul 4 lebih 21 menit Waktu Indonesia bagian Barat ketika tulisan ini diketik.
Berarti sekitar 1,5 jam lagi hari mulai petang. Manusia bergegas pulang dari
peraduan. Ada yang bahkan mulai berangkat kerja. Oh waktunya para muslim untuk
menghadap Tuhan. Waktu untuk istirahat. Semua sesuai apa yang sewajarnya
dipahami karena kebiasaan pola perilaku dan keyakinan.
Kata bapak tua, “hidup itu proses menuju kematian” ah ini
sungguh berat kepala saya memikirkannya.
Jadi, apa yang sudah kita persiapkan? Jangan bawa beban
bekal terlalu banyak, karena akan memberatkan perjalanan. Sewajarnya. Diri kita
sesungguhnya sudah tau apa yang sebaiknya dan tidak untuk dilakukan. Saya bersyukur
masih mendapat anugerah kehidupan sampai detik ini.
Mari melanjutkan perjalanan, hari telah senja. Banyak setan
berkeliaran pada hari ketika malam.
“Hati-hati” petuah Bapak Tua menutup obrolan.
Rabu, 04 April 2018
Good Advice
Ya, artinya manusia harus mengurangi kenyamanan dirinya sendiri. Kalau ia masih saja tertipu oleh keiinginan, ia tidak akan pernah bertemu dengan kebahagiaan sejati. Bahagianya itu bukan bahagia, melainkan hanya keadaan meredanya keinginan untuk sementara.
Apa yang tidak sementara di dunia ini, padahal manusia (ruh) itu abadi..
Bahagia itu kalau menurut sampeyan apa?
Senin, 02 April 2018
Terserah
Wanita selalu bukan tentang yang dikatakannya. Hha..
Seperti jawaban“terserah” yang dilontarkan seorang wanita atas
pertanyaan: kamu mau makan dimana?
Menurut sampeyan apakah itu fakta?
Langganan:
Postingan (Atom)