Sabtu, 23 Agustus 2014

Bersahabat dengan Risiko


Saya tidak tau apakah memang tidak ada di dunia ini yang tidak punya risiko.Bahkan mati pun berisiko, bagi yang percaya kehidupan setelah mati, masalah surga ataukah neraka yg menjadi balasan setelah apa yang telah diperbuat di dunia. 

Setiap bangun tidur kita ditanya apakah kita melanjutkan tidur atau bangun dan melanjutkan aktivitas sepertibe kerja, pergi ketempat kerja, di jalan raya berisiko menghadapi kemacetan, apabila terburu-buru sehingga ngebut di jalan risikonya nyawa melayang. Dan setiap apa yang kita lakukan iturisiko selalu jadi bayangannya. Tentu akibat yang baik bukan disebut risiko, melainkan manfaat.

Pagi ini saya dihadapkan pekerjaan yang juga berisiko.Saya di minta mengantar telur ke tengkulak yang jarak nya tidak terlalu jauh dari rumah dengan menggunakan sepeda motor. Hal itu menjadi biasa jika jumlah telur itu sedikit, tetapi tadi pagi bapak saya meminta membawa tigaratusbutirtelur, jika dihitung ada sekitar sepuluh tril(tempat telur) atau sepuluh tingkat. Biasanya dalam satu tril itu berisi tiga puluh butir telur. Jumlah yang tidak biasa, pikir saya. Tetapi mumpung selagi di rumah, saya amini saja permintaan bapak, nggak ada salahnya saya membantu pekerjaan orang tua. Otomatis saya telah mengambil risiko dari pekerjaan itu. Bayangkan saja jika saya ceroboh di jalan, telur-telur itu bisa pecah.Jika itu terjadi, itu sama artinya pekerjaan bapak selama beberapa hari mengumpulkan telur itu sia-sia, tidak dibayar. Takutnya, saya malah di pecat jadi anaknya,he..he..he..Itu adalah kemungkinan terburuknya. Cukup besar juga beban mental yang harus saya emban hari ini.


Seringkali kita hidup mengalami hal-hal yang serupa, penuh dengan risiko yang kadang mewajib kan kita harus mengambilnya atau tidak sama sekali. Yang membedakan diri kita dengan yang lainnya kemudian adalah sikap. Ada orang yang tidak berani mengambil risiko, maka ia menjadi stagnan. Tidak beranjak dari tempatnya. Ada orang yang berkompromi dengan meminimalisir risiko yang akan terjadi, Alhamdulillah saya bisa menjalankan tugas hari ini dengan baik. Tidak ada telur yang pecah atau retak. Di dunia ini, tidak sedikit pula orang yang sangat berani mengambil tindakan tanpa merisaukan risiko tindakan yang dilakukannya.

Risiko selalu berbanding lurus dengan hasil capaian yang ingin diperoleh. Semakin besar risiko yang dilewati semakin besar hasil yang dicapai. Atau jika saya balik, apabila kita menginginkan hasil yang besar, kita harus siap pula menghadapi risiko yang besar pula.Yang bisa kita kendalikan hanya bagaimana kita melakukan manajemen risiko tersebut sedapat mungkin risiko yang diambil dapat seminimal mungkin. Rumus itu juga dapat kita temukan dalam perjudian, semakin besar yang kamu pertaruhkan semakin besar hasil yang akan kamu dapatkan, jika kamu beruntung. Tetapi risikonya jika kalah, kamu bisa saja jadi gila. He hehe… Saran saya, jika kamu seorang penjudi segeralah berhenti dan bertaubat jika kamu sudah menang banyak.Hhe… saya tidak bilang judi itu halal loh ya…

Karena saya belum tahu hal apa yang tidak berisiko, beritahu saya jika sudah baca tulisan ini. Kalau setuju dengan tulisan ini, Saran saya, mulai sekarang mari kita bersahabat dengan risiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar