Selasa, 26 Agustus 2014

KRSan


KRS (Kartu Rencana Studi), saya yakin hari ini kata itu jadi kata paling disebut-sebut di social media. Lebih tepatnya disebut-sebut oleh puluhan ribu pemuda yang kuliah di universitas tempat saya kuliah, Universitas Brawijaya (UB). Pasalnya hari ini (26/8) UB secara resmi membuka akses sistem akademiknya setelah beberapa hari yang lalu tidak aktif karena sedang bersiap mengahadapi ritual setengah tahunan, yakni KRSan. Begitulah teman-teman saya menyebutnya. Sudah menjadi kewajiban memang pihak universitas memberikan pelayanan akademik bagi para mahasiswanya yang secara profesional efektif dan efisien. Sehingga kemudian dibuatlah sistem pengambilan KRS online. KRS online ini hanya salah satu fitur dari Sistem Informasi Akademik  Mahasiswa (SIAM) di UB yang memberikan fasilitas bagi mahasiswa perihal akademik, sebagai pusat informasi akademik, termasuk merencanakan program kegiatan studi mahasiswa. Yakni merencanakan mata kuliah apa saja yang akan diambil pada setiap semesternya, serta merencanakan jadwal kuliah mereka sesuai keinginan.
Sebab itulah mengapa situs www.siam.ub.ac.id ini selalu sibuk pada hari-hari dimana mahasiswa sedang KRSan. Wajar saja bila pihak universitas  ‘kewalahan’ menangani KRS online ini karena memang kita tahu jumlah mahasiswa UB ini yang paling banyak se Indonesia. Tapi saya kira bukan itu penyebab utamanya. Kalau pihak menyadari bahwa memang siap menampung, mengelola kampus dengan sejarah besar ini seharusnya sudah siap secara profesional dalam kinerjanya. Setiap tahun, mahasiswa harus bersabar melakukan KRS online ini jika tiba-tiba SIAM tidak mudah diakses dengan lancar. Penyebabnya semua mahasiswa seolah berebut mendapatkan kelas yang sesuai dengan keinginannya dalam waktu yang bersamaan dengan jangka waktu yang singkat. Kalau saya ibaratkan, mahasiswa-mahasiswa ini seakan berebut memasuki satu ruangan yang sempit lewat satu pintu yang sama, persis ketika teman-teman saya memasuki ruangan ujian. Saat pembawa kunci ruangan ujian sudah tiba, kami mengerumuninya. Dan setelah pintu dibuka, Bruull… semua berdesakan masuk ruangan. Mungkin karena kata-kata ini masih ada dalam otak mereka bahwa “posisi menentukan hasil akhir.” Tempat duduk menentukan nilai yang akan di peroleh. Dan mendapat kelas dengan dosen idaman adalah impian, maka siapa cepat dia dapat. Jadwal kuliah yang sesuai harapan dengan dosen yang ramah terhadap pemberian nilai tinggi laiknya sesuatu yang wajib diperjuangkan sampai tetes keringat terakhir. Saya membayangkan, coba kalau tidak berebut, pasti tidak akan begini KRSan saya, lemmoot… hi hi hi
Saling berebut memang seninya mahasiswa saat ini. Gak hanya soal jadwal kuliah, soal pacar pun juga. Heh.. maaf tulisan saya keluar dari rel nya.
Kembali ke topik. Kenapa berebut? karena ada hasrat ingin mendahului, setiap manusia memiliki nafsu itu. Dan benar, nafsu itu akan membawa penderitaan pada kita, kalau kita terus menurutinya. Bayangkan kalau nafsu atau keinginan itu tidak terpenuhi, paket penderitaan itu akan datang. Akan ada kekecewan yang muncul akibat terjadinya gap antara keinginan dan kenyataan. Lihat saja teman-teman saya yang stres setiap KRSan, kepinginnya cepet, jadwal sesuai harapan, dapat dosen yang enak, dan bisa satu kelas sama dia terus. Hhe.. tapi kenyataannya, bidang kotak bercahaya itu ngomong, “maaf  sistem sedang kami perbaiki, coba beberapa saat lagi.” Faiiiikkh.. “Ku banting Kau!” "tapi masih untung kau ini milik warnet, jadi ku urungkan niat itu." Hi hi hi.. mungkin begitu jadinya ya. Kalau saya sih santai saja,  sembari buka SIAM, memasukkan kode mata kuliah, saya ngetik tulisan ini. Kalau enggak, wah takutnya saya juga banting laptop tanpa sadar. Hhe..
Hei, teman-teman.. apa kalian sudah selesai KRSannya? Selamat berjuang.
Ngomong-ngomong, saya belum dapat kelas sama sekali nih!
01.00 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar