KRS (Kartu
Rencana Studi), saya yakin hari ini kata itu jadi kata paling disebut-sebut di social media. Lebih tepatnya
disebut-sebut oleh puluhan ribu pemuda yang kuliah di universitas tempat saya
kuliah, Universitas Brawijaya (UB). Pasalnya hari ini (26/8) UB secara resmi
membuka akses sistem akademiknya setelah beberapa hari yang lalu tidak aktif
karena sedang bersiap mengahadapi ritual setengah tahunan, yakni KRSan.
Begitulah teman-teman saya menyebutnya. Sudah menjadi kewajiban memang pihak
universitas memberikan pelayanan akademik bagi para mahasiswanya yang secara
profesional efektif dan efisien. Sehingga kemudian dibuatlah sistem
pengambilan KRS online. KRS online ini hanya salah satu fitur dari Sistem
Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM) di
UB yang memberikan fasilitas bagi mahasiswa perihal akademik, sebagai pusat informasi akademik, termasuk
merencanakan program kegiatan studi mahasiswa. Yakni merencanakan mata kuliah apa
saja yang akan diambil pada setiap semesternya, serta merencanakan jadwal
kuliah mereka sesuai keinginan.
Sebab itulah
mengapa situs www.siam.ub.ac.id ini
selalu sibuk pada hari-hari dimana mahasiswa sedang KRSan. Wajar saja bila
pihak universitas ‘kewalahan’ menangani
KRS online ini karena memang kita tahu jumlah mahasiswa UB ini yang paling
banyak se Indonesia. Tapi saya kira bukan itu penyebab utamanya. Kalau pihak
menyadari bahwa memang siap menampung, mengelola kampus dengan sejarah besar
ini seharusnya sudah siap secara profesional dalam kinerjanya. Setiap tahun,
mahasiswa harus bersabar melakukan KRS online ini jika tiba-tiba SIAM tidak
mudah diakses dengan lancar. Penyebabnya semua mahasiswa seolah berebut
mendapatkan kelas yang sesuai dengan keinginannya dalam waktu yang bersamaan
dengan jangka waktu yang singkat. Kalau saya ibaratkan, mahasiswa-mahasiswa ini
seakan berebut memasuki satu ruangan yang sempit lewat satu pintu yang sama,
persis ketika teman-teman saya memasuki ruangan ujian. Saat pembawa kunci
ruangan ujian sudah tiba, kami mengerumuninya. Dan setelah pintu dibuka,
Bruull… semua berdesakan masuk ruangan. Mungkin karena kata-kata ini masih ada
dalam otak mereka bahwa “posisi
menentukan hasil akhir.” Tempat duduk menentukan nilai yang akan di
peroleh. Dan mendapat kelas dengan dosen idaman adalah impian, maka siapa cepat
dia dapat. Jadwal kuliah yang sesuai harapan dengan dosen yang ramah terhadap
pemberian nilai tinggi laiknya sesuatu yang wajib diperjuangkan sampai tetes
keringat terakhir. Saya membayangkan, coba kalau tidak berebut, pasti tidak akan
begini KRSan saya, lemmoot… hi hi hi
Saling berebut
memang seninya mahasiswa saat ini. Gak hanya soal jadwal kuliah, soal pacar pun
juga. Heh.. maaf tulisan saya keluar dari rel nya.
Kembali ke topik. Kenapa berebut? karena ada hasrat ingin mendahului, setiap manusia memiliki nafsu itu. Dan benar, nafsu itu
akan membawa penderitaan pada kita, kalau kita terus menurutinya. Bayangkan kalau
nafsu atau keinginan itu tidak terpenuhi, paket penderitaan itu akan datang.
Akan ada kekecewan yang muncul akibat terjadinya gap
antara keinginan dan kenyataan. Lihat saja teman-teman saya yang stres
setiap KRSan, kepinginnya cepet, jadwal sesuai harapan, dapat dosen yang enak,
dan bisa satu kelas sama dia terus. Hhe.. tapi kenyataannya, bidang kotak
bercahaya itu ngomong, “maaf sistem sedang kami perbaiki, coba beberapa
saat lagi.” Faiiiikkh.. “Ku banting Kau!” "tapi masih untung kau ini milik warnet, jadi ku urungkan niat itu." Hi hi
hi.. mungkin begitu jadinya ya. Kalau saya sih santai saja, sembari buka SIAM, memasukkan kode mata kuliah, saya
ngetik tulisan ini. Kalau enggak, wah takutnya saya juga banting laptop tanpa
sadar. Hhe..
Hei, teman-teman.. apa kalian
sudah selesai KRSannya? Selamat berjuang.
Ngomong-ngomong, saya belum dapat
kelas sama sekali nih!
01.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar