Kamis, 14 Mei 2015

Ruang Berruam



Kampoeng Jl. Embong Brantas, Malang 14 Mei 2015

"Jadi apa itu Tubuh tanpa Organ? Tapi kamu sudah di dalamnya, menggeliat seperti kutu, meraba-raba seperti orang buta, atau berlari seperti orang sinting; pengelana gurun dan nomaden stepa. Di dalamnya kita tidur, menghidupi hidup yang terbangun, melawan-lawan dan melawan-mencari tempat bagi kita, mengalami kebahagiaan tak terbilang dan kekalahan hebat; didalamnya kita menerobos dan diterobos; di dalamnya kita mencinta. . .  TtO: ia datang saat tubuh telah berkelebihan organ dan dia ingin menanggalkan, ingin melepaskan."
Deleuze & Guattari, A Thousand Plateaus, 1987. Hal 150

Melihat kampung lalu kota, hidup kecil di kampung lalu besar singgah di kota. Jadi memgagumkan saya atas bangun arsitektur yang saya lihat di kampung dan kota. Di kampung saya melihat kolektivitas, gotong royong. Warganya jadi arsitek, bangun arsitekturalnya tumbuh sporadis. Di kota juga ada kampung. Kampung yang membangun kota. Arus urbanisasi telah jadi bukti kemenangan individualisme yang melazim di kota.

Lucunya, saya telah masuk di separuh penghuni bumi yang terkategori urban itu. Orang yang ingin melihat ribuan plato, melihat design Tubuh tanpa Organ (TtO). Seperti telur dalam proses menjadi. Ia bukan sebuah organisme, juga bukan sebuah organisasi. Melainkan sebuah ruang. Ruang berruam bagi eksperimen organ berlainan dan organisasi yang berlainan.

Liburan minggu ini mau kemana ya, sepertinya saya punya rencana melihat ruang- ruang kampung dan kota. Ada yang punya rencana lain? Barangkali ada yang berwisata spiritual..hhi
Karena ada yang unik hari libur di bulan Mei tahun ini. Tepatnya minggu ini. Dua agama berbeda yang lahir dari bapak moniteisme yang sama (nabi Ibrahim as) merayakan peristiwa penting  di tanggal yang berdempetan. "Kenaikan Isa Almasih" (14/5) dan "Kenaikan Muhammad SAW" (16/5). Mungkin saya juga perlu berziarah sejarah dari peristiwa itu. Hhi..

Selamat berlibur..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar