Senin, 11 Mei 2015

Sketsa Pagi



“Ketika matahari terbit, ia terbit untuk semua orang” -peribahasa Kuba

Selamat pagi kau manusia pagi.

Ucapan yang remeh-temeh setiap ketika si Jago mulai berkokok tidak ingin selalu tersampaikan lewat pesan di layar kecilmu. Saya ingin mengetikkan lagi. Tapi, ah mungkin kamu akan bosan. Atau saya yang-mulai bosan mengetikkannya walau sebenarnya ingin mengucapkan. Saya tak akan pernah bosan mengulang salam pagi. Bagi sebagian orang mungkin menjadi terbiasa mengucapkan selamat pagi atau menerima ucapan itu dari orang lain. Karena saking seringnya, ada yang menganggap tidak ada istimewanya antara selamat pagi hari ini, selamat pagi besok pagi atau ucapan selamat pagi kemarin pagi. Tapi saya bersyukur masih bisa mengucapkan selamat pagi setiap pagi. Kadang ada yang hanya saya ucapkan tapi tidak saya tulis dan saya tanda tangani.

Saya ingin belajar dari  matahari-ah ini mungkin sedikit konyol- yang terbit setiap pagi. Sinarnya tetap sama terangnya setiap pagi, pagi yang kemarin, tadi pagi, bahkan besok pagi. Kalaupun kadang kamu melihat pagi yang redup, itu bukan karena ia berkurang cahayanya ke bumi. Tapi kamu menjawab karena ada awan saja yang menghalangi pandanganmu yang disinari. Matahari, sepertinya tak akan pernah bosan memberimu pagi.

Selamat Pagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar