Rabu, 10 Agustus 2016

Obrolan Pak Menteri dengan Adik Saya

Beberapa hari lalu wacana pemberlakuan full day school atau istilah yang dipake nyebut sekolah seharian mendapat perhatian publik di media dan sempat jadi viral. Wacana yang dilontarkan Menteri Pendidikan & kebudayaan, Muhadjir Effendy selang beberapa hari setelah dia baru dilantik itu akhirnya dicabut. Mungkin karena wacana itu menimbulkan polemik di masyarakat.

Masalah pendidikan di Indonesia memang kompleksitasnya sudah tinggi. Jadi ya nggak bisa mengurai benang kusutnya main gebrak sana gebrak sini. Hm, walaupun saya bukan ahli pendidikan, bukan pula pejabat yang berkecimpung di dunia pendidikan, bolehlah saya kiranya menyampaikan komentar, pandangan saya di blog saya ini. Hhe..

Saya cukup mengapresiasi langkah yang diambil Pak Muhadjir, (mantan) rektor Universitas Muhammadiyah terlama itu. Sebab setelah beliau dilantik, beliau memilih langsung tancap gas. Jebrett...misal diparodikan dalam dialog imajiner antara pak menteri dan adik saya, mungkin begini jadinya,

Pak Menteri: "Ji, (Panggilan untuk Aji) kamu kesini, bapak mau kasih tau kamu sesuatu".

Adik Saya: "Saya pak?".

Pak Menteri: “Ji, gimana misalnya kalau kita sekolah sampai sore? Kan papa & mama kamu belum pulang kerja jam segini? Kamu juga biar nggak maen terus yang enggak-nggak di luar sana”.

Adik saya: “Oh bapak nggak tau ya, papa & mama saya kan nggak kerja kantoran yang pulangnya mesti sore menjelang malam? Trus misal sekolah pulang sampek sore apa uang jajan saya bertambah pak? Belum lagi semisal saya pulang sekolah harus mengaji berarti misal semuanya sekolah sampai sore, TPQ-TPQ di seluruh Indonesia jadi bubar dong pak? Apa mau TPQnya semua dipindah ke sekolahan? Trus saya nggak bisa bantu bapak saya di rumah dong buat kasih makan ternak? Emang bapak darimana taunya kalau kebanyakan anak SMP se-usia saya di luar sekolah nggak ada kegiatan alias gabut, nggak ada aktivitas selain menunggu kedatangan orang tua pulang kerja? Mungkin bapak taunya cuma anak kota yang papa-mamanya kerja kantoran ya pak? Lagipula walaupun nggak ada kebijakan full day school saya sudah full day school kok pak, saya aktif di ekskul sepakbola. Dan terakhir pak, saya menyebut dua orang tua saya dengan sebutan bapak-ibuk bukan papa-mama”.

            Pak Menteri: .....?????????

Singkat cerita, setelah ngobrol sama adik saya, akhirnya Pak Menteri mencabut wacananya. Hhe

Saya nggak ngerti tentang teori pendidikan dan bagaimana menerjemahkan ke dalam kebijakan yang baik. Tapi secara sadar, tepat atau tidaknya kebijakan yang dibuat itu dikatakan tepat sasaran, cara yang paling gampang untuk mengujinya adalah membenturkannya dengan si objek yang terlibat langsung dengan kebijakan. Saya yakin, mayoritas yang waras juga akan berpikiran demikian.

Kalau menurut sampeyan gimana?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar