Dua tahun ini saya harus belajar keras untuk bisa menguasai
bahasa asing—bahasa inggris. Yap, ini bukan karena tuntutan jaman juga karena
persaingan global, atau malah buat gaya-gayaan pakai bahasa inggris. Ada motif
yang menarik bagi saya belajar bahasa inggris ini. Kalau dari belajar
sedikit-sedikit tentang bahasa, ternyata konteks bahasa kita (bahasa indonesia)
ini tidak terpaut dengan persepsi waktu. Berbeda dengan bahasa inggris, ada tenses-nya. Trus memang apa pengaruhnya?
Begini, saya pernah bertanya-tanya kenapa ya stigma yang
muncul pada bangsa Indonesia itu (dalam konteks penghargaan terhadap waktu)
dianggap sebagai bangsa pemalas? Ya ada yang berseloroh negeri kita kan kaya,
tanpa harus kerja keras kita juga masih bisa makan, bedalah misal sama stigma
dari bangsa Amerika yang rajin (sangat menghargai waktu). Nah.. dari segi
bahasa ternyata kalau kita perhatikan juga ikut mempengaruhi pandangan kita—manusia
yang terlahir sebagai bangsa Indonesia—terhadap realitas. Termasuk pandangan
kita mengenai waktu.
“a clock runs” (waktu berlari) orang Amerika bilang.
“waktu berjalan cepat” kita bilang.
Secepat-cepat orang berjalan kan masih lebih cepat orang
berlari. Bahasa yang kita gunakan menunjukkan tentang persepsi terhadap waktu. Mungkin
itu juga menyebabkan kita cenderung lebih sering suka mengulur waktu ketimbang
bergegas-gegas dalam memanfaatkan waktu. “woles
bro”
“language is a guide to ‘social reality’”. Tulis Edward Sapir menjelaskan hubungan antara
bahasa dan proses berpikir. Bahasa adalah pandu realitas sosial, bahasa secara
kuat mengkondisikan pikiran kita tentang masalah dan realitas sosial. Dia menyatakan,
tidak ada dua bahasa yang cukup sama untuk dianggap mewakili kenyataan sosial
yang sama. Artinya dari teori itu bisa kita tarik bahwa sebenarnya pandangan
kita tentang segala aspek kehidupan ini dibentuk oleh bahasa, dan karena ada
banyak macam bahasa yang berbeda, persepsi kita tentang dunia akan berbeda juga.
Padanan kata dalam satu bahasa juga menunjukkan sesuatu yang disimbolkan melalui bahasa itu dianggap penting dalam peradabannya. Misal kita orang jawa, mengenal banyak
istilah mengenai padi. Ada gabah, kepak, beras, nasi, karak, katul karena padi
itu makanan pokok yang erat dengan peradaban kita, sedangkan di Inggris, hanya
ada kata “rice” untuk menyebut semua bentuk padi tadi. Karena ya mereka nggak
makan nasi setiap hari ya. Hhe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar