Pola hidup hemat menurut saya penting. Baru-baru ini saya
nyadar mindset saya tentang hemat ini keliru. Hemat bukan hanya berarti kita
kalau belanja jadi lebih irit. Melainkan konsep hemat sendiri adalah bagian
dari manajemen kita terhadap aset hidup kita. Misalnya kesehatan, ada orang
yang bekerja setengah mati seharian full dalam seminggu selama satu bulan, penghasilannya disisihkan
sebagian untuk alokasi biaya kesehatan. Di lain ruang waktu, ada orang yang
bekerja full sehari selam 6 hari dalam seminggu. Yang 1 harinya ia pakai untuk
berolahraga dan istirahat. Saya pikir risiko orang yang kedua ini terkena
penyakit lebih kecil dibanding orang pertama yang punya alokasi biaya
kesehatan. Artinya olahraga untuk kesehatan dan kebugaran diri juga masuk dalam
konsep berhemat.
Contoh lain yang secara tidak sadar saya jalani itu misalnya
di bidang keuangan. Saya membeli sesuatu yang sebenarnya belum saya butuhkan
segera ketika mempunyai tabungan atau penghasilan lebih. Intinya saat ada uang
lebih, saya tak membiarkan aset uang itu dalam bentuk uang. Ternyata itu
dibenarkan dalam konsep hemat. Tapi dengan catatan barang yang kita beli itu
suatu saat di masa yang akan datang menjadi kebutuhan kita yang kita harus
segerakan. Contoh umum di masyarakat misalnya, para orang tua akan membeli
peralatan sekolah untuk anaknya saat menjelang tahun masuk ajaran baru. Entah itu
buku, tas dan sebagainya. Dan biasanya harga peralatan sekolah saat itu lebih
mahal ketimbang saat belum musim tahun ajaran baru karena tarik menarik hukum supply and demand. Selisih harga barang
yang dibeli saat musim tahun ajaran baru dengan yang sebelumnya itu kan juga
penghematan yang bisa kita pilih. Dan kebiasaan ini juga bisa kita terapkan
bidang lain.
Kalau sampeyan gimana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar