Rabu, 03 September 2014

Digitalisasi



         Saya baru menyadari kalau selalu bergerak ke arah dunia “apa-apa harus sendiri”. Dulu, kalau saya mau mengambil uang di Bank, saya harus pergi ke Bank, duduk antri kemudian waktu giliran saya, saya butuh bantuan teller untuk mengurusinya. Sekarang, tidak perlu seperti itu. Sudah ada mesin ATM yang kapan pun tetap berada di tempatnya saat dibutuhkan. Kapan pun saya bisa menarik uang disana.

         Baru-baru ini perusahaan apple akan meluncurkan produk keluaran terbarunya iPhone 6 yang dilengkapi dengan fitur dompet virtual, sebenarnya dompet virtual ini bukan yang pertama muncul, sebelumnya Google+ juga sudah ada. Apple kabarnya telah menggandeng visa, mastercard sebagai mitranya, dilengkapi sensor sidik jari sebagai kode pengaman pengganti password diyakini lebih aman diharapkan menambah loyalitas penggunanya. Sehingga cara orang berbelanja  semakin cepat dan serba praktis. Walaupun dompet virtual ini baru berlaku di Amerika Serikat, saya yakin kedepan perusahaan-perusahaan lainnya akan mengikuti. Kalau Nietzsche masih hidup, mungkin ia tertawa melihat para peniru itu. hi hi hi..

        Melihat fenomena seperti itu, saya tidak bisa membayangkan 50-100 tahun kedepan, dunia ini tergambar seperti di film Doraemon the movie. Jika yang mengusai teknologi-teknologi mutakhir adalah orang-orang seperti karakter nobita yang pemalas, Giant yang  suka menang sendiri, Tsuneo yang pelit  sedangkan orang-orang seperti Doraemon semakin tersisih!. Kekhawatiran saya ber-alasan kan? hhe..

Digitalisasi. Era dimana cara hidup manusia semakin mudah, sekaligus era yang akan merekontruksi budaya "kekitaan" kita."Kita" yang tak lupa kalau kita manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar