Sempat saya menyimpan pertanyaan
ini di benak saya, mengapa saya harus sekolah? Atau mengapa saya harus belajar
di sekolahan?
Sejarah mencatat bahwa pendidikan
sudah ada sejak manusia diciptakan. Kata sekolah (school) sendiri di ambil dari
bahasa latin “scola” atau scolae” yang bermakna “waktu luang”. Ternyata, di zaman romawi kuno dulu,
orang-orang memanfaatkan waktu luang mereka untuk menemui orang cendekia
perihal bertanya mengenai ikhwal kehidupan.
Mereka menimba pengetahuan dari
orang yang dianggap lebih tahu, mulai dari masalah bahasa, agama, sastra, dan
sebagainya yang dapat bermanfaat dalam kehidupan mereka. Jika berpikir manusia
itu bisa belajar sendiri tanpa guru atau bantuan orang lain, untuk apa belajar
di sekolah. Sekolah didirikan sebagai
sarana tempat menimba ilmu dan pengetahuan, dengan pengetahuan itu, diharapkan
kita dapat memecahkan pelbagai
permasalahan. Dalam perkembangannya model pembelajaran di era modern ini sudah
sangat jauh dibandingkan awal mulanya ada sekolah. Yakni sekitar tahun 500
sebelum masehi. Di India sekolah berdiri pertama kali sekitar tahun 1200 SM
dengan materi pendidikan berisi ajaran Kitab Weda, tata bahasa dan filsafat.
Yang jadi perhatian saya, tujuan
orang kuno itu dulu bersekolah dibandingkan kebanyakan masyarakat saat ini
yang, karena proses perkembangan model pembelajaran itu sebagai penyebabnya. Ada
tuntutan yang harus dicapai. Gelar, justifikasi seperti sertifikat, ijazah
seakan jadi pucuk sebuah pencapaian. nilai rasa keingintahuan pun semakin
terdegradasi dan direduksi dengan simbol-simbol. Pantas saya mengutip apa yang
disampaikan oleh Pak Jonan-Dirut PT KAI. "Orang sekolah itu pasti karena
tidak bisa belajar sendiri, terutama mereka yang mengambil program doktor. Saya
menyarankan Anda yang ada di sini untuk tidak berpikir sekolah hanyalah demi
gelar! Kalau Anda belajar jadi doktor hanya demi gelar, maka lebih baik tidak
usah sekolah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar