Kamis, 07 Juni 2018

Pendar-Pendar Kebijaksanaan

Pendar-Pendar Kebijaksanaan Author by. KH Husein Muhammad

Karya cover buku terakhir saya awal tahun ini untuk buku terbaru pak KH Husein Muhammad berjudul PENDAR-PENDAR KEBIJAKSANAAN.

Buku ini berisi tulisan-tulisan tematik yang ringkas mengenai risalah Nabi Muhammad yang relevan dengan permasalahan kehidupan kita hari ini, juga penuh dengan teladan dan hikmah yang disampaikan penulis dengan bahasa tutur yang feminin.

Pembuatan cover ini cukup menyita energi dan waktu, sebab ada ekspektasi yang besar dari klien saya terhadap hasil akhirnya. Saya diberikan kepercayaan penuh untuk merepresentasikan isi buku Pak kyai yang secara garis besar mengandung pesan mendalam tentang cara berislam yang ideal mengcounter isu radikalisme agama yang berkembang saat ini.
Representasi tentang Islam yang damai, toleran, menyejukkan, penuh kasih sayang, bukan Islam yang agresif dan keras. Awalnya bukan gambar tari sufi ini yang jadi konsep awal cover. Tetapi ada beberapa alternatif seperti portrait Pak Kyai Husein, tetapi sering berjalannya waktu dan diskusi yang panjang, klien saya mantap dengan ilustrasi tari sufi ini. Lucunya sih, ini dibuat di detik-detik terakhir sebelum deadline penentuan cover yang fix. Jadi niat awalnya saya membuat ini hanya untuk alternatif pilihan, dengan waktu yang singkat, cuma sehari hhe.. padahal bebrapa alternatif utama di awal memakan waktu berminggu-minggu. Saya tertolong oleh karya ini sebab saya juga lebih mantap dengan hasil akhirnya.

Idenya berangkat setelah saya bertemu dengan karyanya Bertrand Flachot (Seniman Prancis) yang berjudul "Constellation". Bahwa garis-garis air tidak beraturan ini punya makna yang dalam terkait keterhubungan, sebuah dimensi transendental manusia dalam pengalaman spirituail yang unik. Saya menggunakan coretan garis ini sebagai penggambaran cahaya ilahi. sesuai dengan judul "pendar-pendar" yang merujuk pada arti "cahaya" yang berpendar ke segala arah. Sebuah intrepetasi bahwa pesan-pesan buku ini berisi tentang hikmah-hikmah tentang petunjuk kehidupan yang berasal dari Tuhan. Keterhubungan yang kompleks antara hamba dan pencipta melalui pengalaman. Manusia perlu mengusahakan dirinya agar sampai pada cahaya-Nya.

**
Buku ini menurut saya sangat relevan dengan keadaan berislam di Indonesia sekarang. Kita tidak bisa menyangkal bahwa islam hari-hari ini sedang tidak baik-baik saja. Ujaran kebencian, isu SARA terus menjadi topik yang jadi perdebatan di jagat media sosial kita setiap hari. Tak hanya sebatas perdebatan dunia maya, bahkan masalah timbul secara eksistensial juga terjadi di depan mata kita. Terakhir saya membaca berita di Tempo barusan, telah terjadi penyerangan terhadap jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur oleh sekelompok massa. Sedikit lebih mundur, aksi teror bom di Surabaya beberapa minggu kemarin menyita perhatian publik nasional maupun internasional.

Buku ini saya pikir semacam oase di tengah keributan kita yang berdebat dalam wacana keagamaan. Pak Kyai Husein mengajak kita untuk duduk khusu', merefleksikan sikap dalam beragama kita terhadap apa yang telah dicontohkan nabi. Kisah-kisah dalm buku ini amat menyentuh dan patut menjadi pelajaran untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi ketentraman hati, pun dalam praktik kehidupan bermasyarakat.

**

Buat sampeyan yang tertarik dengan buku ini, silakan bisa memesan ke kontak narahubung yang ada di poster, atau membelinya di took buku terdekat.
Selamat membaca :)


Sabtu, 19 Mei 2018

Fiksi


Jika definisi fiksi adalah hal yang dapat mengaktifkan imajinasi, maka kamu itu adalah fiksi. 

Senin, 23 April 2018

Buku Pertama

Alhamdulillah penulisan buku tutorial saya udah rampung. (sebenarnya udah bulan lalu sih..hhe)
smoga di Agustus nanti sudah bisa terbit.. Eh yang ini spoiler covernya.. :)

Gimana menurut sampeyan?









Sehari-hari

Minggu kemarin saya kenyang dengan sedikit pikiran-pikiran dari Muhammad Abduh, Rumi, Soren Kierkegaar, Gabriel Marcel, dan Arthur Schopenhauer.
Sekarang, mari kita bicara tentang kehidupan sehari-hari.

Minggu lalu kesehatan saya memburuk karena pola makan dan istirahat yang kurang teratur. Darah rendah saya kambuh. Untunglah alarm tubuh saya memperingatkan.. waktunya mengonsumsi kafeine (lagi). Hhe..



Jumat, 13 April 2018

Ridha

Kondisi mental terbaik saya adalah ketika apapun yang saya lihat menjadi tampak positif dan penuh cinta. Saya kurang tau faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mungkin rasa syukur yang menjadikan semuanya tampak membahagiakan, bahkan dalam keadaan yang sulit. senyawa kimia yang menimbulkan rasa bahagia pada otak itu mengalir deras ketika saya bisa merasa cukup (bersyukur) atas apapun kondisi saya saat ini.

Saya baru menyadari kini, polanya. Saya termasuk orang yang impulsif, ingin selalu dalam keadaan ektase atau terinspirasi. Itu yang membuat saya terus hidup-jiwa yang sadar terus-menerus.

Orang yang selalu ingin berlari, mengambil jalan anak tangga ketimbang naik eskalator jika ramai. energik. Orang yang berjalan cepat, dan sedikit kurang sabaran.

pernah suatu ketika saya mencoba hidup dengan cara orang lain pada umumnya. Lalu hidup saya begitu terasa membosankan, tidak bergairah. Saya tidak bahagia, murung.

Begitu saya kembali pada cara berjalan cepat itu, dunia tampak sedang berkonspirasi lagi. Saya merasa digerakkan kembali. Hidup dengan terus mencintai, memberi, melepaskan..
lalu dunia kembali normal di mata saya. Saya terus terispirasi, hormon kebahagiaan mengalir lagi. Saya merasa bahagia. Semua terasa mudah, apapun menjadi mudah. Itu semua saya kira adalah karena Ridha-Nya. Hidup saya terberkati.


Kamis, 12 April 2018

12 April


Hai,

Di tanggal ini menurut catatan sipil negara, 24 tahun yang lalu saya dilahirkan. Jadi seperti pada orang umumnya, saya mengucapkan selamat hari lahir untuk diri saya. Tuhan telah memilihkan hari yang baik untuk saya, dan pasti bukan tanpa alasan saya dilahirkan.

Bagi saya, momen ulang tahun tak lebih dari makna penanda waktu perjalanan. Seperti jarum arloji yang menunjukkan angka-angka. Seperti sekarang pukul 4 lebih 21 menit Waktu Indonesia bagian Barat ketika tulisan ini diketik. Berarti sekitar 1,5 jam lagi hari mulai petang. Manusia bergegas pulang dari peraduan. Ada yang bahkan mulai berangkat kerja. Oh waktunya para muslim untuk menghadap Tuhan. Waktu untuk istirahat. Semua sesuai apa yang sewajarnya dipahami karena kebiasaan pola perilaku dan keyakinan.

Kata bapak tua, “hidup itu proses menuju kematian” ah ini sungguh berat kepala saya memikirkannya.

Jadi, apa yang sudah kita persiapkan? Jangan bawa beban bekal terlalu banyak, karena akan memberatkan perjalanan. Sewajarnya. Diri kita sesungguhnya sudah tau apa yang sebaiknya dan tidak untuk dilakukan. Saya bersyukur masih mendapat anugerah kehidupan sampai detik ini.

Mari melanjutkan perjalanan, hari telah senja. Banyak setan berkeliaran pada hari ketika malam.

“Hati-hati” petuah Bapak Tua menutup obrolan.

Rabu, 04 April 2018

Good Advice


Cinta mengajari manusia bagaimana cara bertahan sekaligus berbahagia dalam penderitaan yang tiada akhir saat manusia memilih hidup untuk mencintai (kebenaran).

Ya, artinya manusia harus mengurangi kenyamanan dirinya sendiri. Kalau ia masih saja tertipu oleh keiinginan, ia tidak akan pernah bertemu dengan kebahagiaan sejati. Bahagianya itu bukan bahagia, melainkan hanya keadaan meredanya keinginan untuk sementara.

Apa yang tidak sementara di dunia ini, padahal manusia (ruh) itu abadi..

Bahagia itu kalau menurut sampeyan apa?

Senin, 02 April 2018

Terserah


Wanita selalu bukan tentang yang dikatakannya. Hha..

Seperti jawaban“terserah” yang dilontarkan seorang wanita atas pertanyaan: kamu mau makan dimana?



Menurut sampeyan apakah itu fakta?




Senin, 26 Maret 2018

Kuwalahan

Hai kamu..

Aku kangen.
Sayangnya hukum alam sedang ingin aku menyimpan rasa itu sejenak, bukan sekarang waktunya, katanya. Aku sedang bergegas, kau pun mungkin begitu hari ini.
bagaimana tes kemarin? hhe.. aku pikir kau sedikit kewalahan dengan soal matematika SIMAK UI  kemarin.. tidak masalah, kamu masih punya kesempatan, semoga hasilnya memuaskan.

oiya, Aku juga sedang kuwalahan hari ini. jam 1:16 dini hari laptop dan lampu mejaku masih menyala, sederet notifikasi, tumpukan buku, kopi jadi teman pagi ini, badanku bergetar, aku baru sadar belum makan malam, tapi mataku sangat terjaga dan antusias. Aneh!
habis ini aku keluar cari apakah ada makanan..
Kuwalahanku  sebanding dengan energi yang ada sekarang. aku lebih berenergi. seperti tubuhku sedang disiapkan untuk menghadapi semuanya. aku yakin semua akan baik-baik saja.

Baiklah, aku akan tabung rasa ini. jangan salahkan jika nanti meledak!
ledakan listrik di kepala dan dekat jantung yang bersamaan. Aku bersyukur pada Tuhan. sebab beruntunglah aku masih bisa merasakan itu, karenamu.

Kamis, 15 Maret 2018

"R"

"Jiwa kita diperintah oleh empat daya yang tak kasat mata:
Cinta, Kematian, Kekuasaan, dan Waktu"

-Sang Guru
(Manuscript found in Accra)


Hari ini ngga nyangka bakal menjadi hari yang lebih panjang dari hari-hari sebelumnya.
Pasalnya, episode dari bagian mosaik itu menunjukkan petunjuk baru yang lebih jelas. Ya, pagi ini huruf R itu sudah ada huruf vokal yang mengikuti di depannya.
hari ini benar-benar saya merasa semacam digerakkan kembali. Saya sadar dalam kapasitas subjek yang berpikir, di kesadaran itu semacam ada energi lain yang membuat dunia kembali menggerakkan saya. Ya, besok pagi saya akan bangun dengan hati yang tenang, karena "R" kini telah punya huruf vokal yang menyertainya.
**

Ya, kita masih memiliki kesempatan waktu, jangan tergesa.
Paling tidak, sekarang aku tahu harus berjuang bersama siapa. Aku ingin melakukan perjalanan bersama denganmu. Kalau perjalanan yang cepat aku sudah melakukannya sendiri, tetapi tidak untuk perjalanan jauh.

Kamu tahu untuk melakukan perjalanan jauh lebih baik melakukan bersama-sama bukan? dan perjalanan itu baru akan segera dimulai..
siapkan diri baik-baik karena jalan masih amat panjang.

Selamat pagi :)


Rabu, 07 Maret 2018

Simbol

 

Manusia menyukai simbol-simbol. Bahasa adalah sebuah simbol dari pikiran yang tak berbentuk materi namun diakui keberadaannya, bahwa manusia berpikir. Itulah kenapa sebuah benda mati atau materi yang sebenarnya tak bernyawa memiliki nilai (kesan manusia) tertentu. Benda yang kosong menjadi berharga terhadap perasaan manusia.

Ini laptop untuk Adek saya, hadiah atau janji saya karena dia telah berprestasi di sekolah dan sudah rajin membantu orang tua, juga karena ia rajin berpuasa. Hhe 
Semester kedua tahun ini ia akan masuk SMA, jadi saya pikir laptop ini akan banyak berguna. Sebuah simbol untuk penghargaan atas jerih payah dan keikhlasan.

Ya, semoga saja benda mati ini bermanfaat.. :)

Senin, 26 Februari 2018

Bapak Tua 2023

Tuhan telah menunjukkan jalan. Kehidupan adalah pencarian sesuatu yang rahasia..begitulah menariknya sebuah kehidupan.

Terima kasih, Engkau telah mengirimkan seseorang untuk menyampaikan petunjukMu. I am so grateful, Thanks God..

Minggu, 25 Februari 2018

Dikit Lagi

Lagi ngga ada ide buat nge-blog.

Beberapa hari ini hanya lagi sibuk rutinitas.. Buku revisi dikit lagi ..huh.. perlu sedikit kesabaran lagi!
eh trus tiba-tiba saya kepikiran kalo saya pengen punya pasangan yang jago nulis deh.. seru tuh! *bisa dibantuin Hhe..





Rabu, 21 Februari 2018

Nandur Sing Apik

"Nanduro sing apik-apik.." Bapak menasihati di suatu malam.

Empat kata yang selalu saya bawa kemana-mana dalam laku saya. Nasihat dari penasihat pribadi saya yang kebetulan juga merangkap sebagai bapak kandung. Sangat luas dan penuh makna nasihat itu bagi saya. Dalam terjemahan bahasa indonesia arti kalimat itu adalah "menanamlah yang baik-baik".  maksudnya dalam hal apapun kita hendaknya berbuat, beramal dalam hal kebaikan dengan tulus. Bagi beliau (bapak saya) dunia ini berjalan dengan hukum karma. Setiap perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan dan begitu pula sebaliknya. Siapa yang menanam kebaikan akan menuai kebaikan pula.

Seperti logika investasi, menanam kebaikan disini bagi beliau adalah berinvestasi kebaikan dalam urusan jangka panjang. Sebab hasil yang diharapkan itu tidak serta-merta datang dalam waktu singkat. Misalnya, menolong orang lain yang kelaparan. Balasan kebaikan mungkin bisa dalam bentuk apa saja bentuknya dan bisa jadi secara tidak langsung datang kepada yang menolong. Bisa jadi manfaat kebaikannya datang kepada anak dari si penolong. Yang menanam si Ayah, yang mendapat manfaat anaknya. Seperti logika menanam pohon yang berbuah lebat, butuh waktu yang tidak sebentar, terkadang yang menanam tidak mendapat prestasi secara langsung apa yang ia tanam.

Barangkali kehidupan saya juga begitu. Apa yang saya jalani dan saya capai saat ini tidak jauh dari apa yang telah ditanam oleh bapak saya. Kemudahan-kemudahan yang saya dapat bisa jadi adalah buah dari perbuatan bapak saya mempermudah urusan orang lain. Kecenderungan saya tidak ingin  mencuri barangkali adalah buah dari penjagaan perbuatan bapak saya ketika dulu sampai sekarang. DNA!. Kode genetik manusia yang saya tau bisa diturunkan. Setiap perbuatan manusia terekam dalam kode-kode rumit di dalam kromosom pembentuk unsur manusia. Kode-kode itu diterjemahkan lagi ke dalam perbuatan, dan perbuatan akan direkam kembali begitu seterusnya sehingga kecenderungan perbuatan apapun memiliki dalil atau alasan dibelakangnya. Faktor genetik adalah salah satu variabelnya.

Mungkin itu juga alasan mengapa sampai ada pepatah yang mengatakan, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" hhe..


Bapak saya.. Ah..yang saya tahu, beliau adalah orang yang sangat menjaga perbuatannya. Manusia yang purna. Ya, walaupun tingkat pendidikannya rendah, saya kira beliau bisa disandingkan dengan para intelektual kalau perihal kehidupan. Nasihatnya selalu tajam kepada saya. Membuat yang mendengarnya akan berpikir ulang tentang tafsirnya.


Semoga sehat selalu pak!.. terima kasih sudah menanam kebaikan--saya bersyukur atas ini.

Jumat, 02 Februari 2018

Mosaik

Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berpasang-pasangan. tugas manusia sebagai individu di muka bumi ini saya kira adalah menyusun mosaik bagian-bagian yang saling berpasangan itu menjadi satu-kesatuan utuh. sebuah analogi yang absurd memang, tapi kehidupan bekerja dalam analogi mosaik itu sangat masuk akal. bayangkan, kita terlahir tak mengerti apa-apa lalu setelah dewasa kita mulai memahami kehidupan. kita memilih jalan hidup kita sendiri. kita membangun koloni; bertemu dengan orang baru dan berkenalan, memilih ini dan itu dan tidak memlih ini dan itu. kita menyusun sendiri bagian-bagian kecil mosaik hidup kita setiap hari melalui pengalaman.
kita akan selalu menemukan sesuatu yang pas dengan diri kita. alih-alih yang sebenarnya terjadi adalah kita beradaptasi menyesuaikan diri dengan keadaan, maka tersusunlah bagian-bagian mosaik itu dengan harmonis.

Postingan ini mungkin sedikit melankolis dibanding seluruh postingan sebelumnya. mungkin karena sudah merupakan hal yang natural terjadi pada saya; remaja yang mulai masuk usia dewasa. atau mungkin ini pengaruh hormon tertentu dalam tubuh saya yang mempengaruhi fokus saya kepada perihal mosaik yang satu ini; pasangan lawan jenis. Ternyata Tuhan telah memikirkan jauh-jauh soal hormon ini, sehingga kecenderungan manusia ketika usia baligh secara otomatis menimbulkan aksi untuk segera mencari pasangan hidup. ya, agar spesies sapien terus lestari sampai hari kiamat tiba.

Kalau sedang berada di rumah, orang tua guyonannya selalu menanyakan perihal pasangan. apalagi kerabat, hhe.. dan ketika mereka menanyakan hal itu, saya tidak merasa punya keresahan. tidak merisaukan atau ngga panas telinga istilahnya. Ngga tau juga kenapa.
mungkin karena saya punya gambaran mosaik kehidupan saya sendiri. kapan waktunya ini dan itu kapan menyusun mosaik ini dan itu. secara tidak langsung gambaran akhir lukisan mosaik saya muncul dalam benak melalui pengalaman dan pengetahuan, termasuk dengan memilih pasangan.

Seminggu yang lalu saya bertemu dengan seorang lelaki paruh baya secara tidak sengaja di jalan. siang itu hujan deras, saya berteduh di depan minimarket terdekat karena saya kelupaan bawa mantel. akhirnya duduk di depan minimarket bersebelahan dengan bapak yang belum sempat saya tanyai namanya itu. singkat cerita saya membuka obrolan, beliau rupanya orang yang cukup berwawasan dan punya banyak pengalaman karena pembicaraannya nyambung. tidak tahu kenapa obrolan masuk ke tema ini, beliau bercerita kisah wanita yang saat ini menjadi pasangan hidupnya. ia bercerita pertama kali jatuh hati pada istrinya yang menurutnya sangat mengagumkan. lalu tiba-tiba di akhir ceritanya beliau bilang "samean sepertinya juga seperti saya." maksud dari kata-katanya adalah perihal memilih wanita. lelaki yang baik akan bersama wanita yang baik, begitu sebaliknya. kamu akan mendapatkan pasangan yang sesuai dengan karaktermu.. mungkin itu yang ia mau bilang. saya sontak terngiang dengan kata-katanya itu..

Saya jadi berpikir, mungkin ini petunjuk permainan mosaik hidup saya. waktunya untuk meluangkan fokus untuk memerhatikan bagian mosaik yang belum saya sentuh lagi. polanya saling terangkai satu-persatu. mulai dari keluarga, lingkaran pertemanan, lalu bertemu dengan bapak itu, tapi selanjutnya saya belum tau. mosaik masih berserakan, mungkin yang perlu saya lakukan sekarang lebih hati-hati menyusun mosaiknya, lebih perlahan dan fokus. mencoba merangkai bagian demi bagian yang saling klop.
satu hal yang pasti yang saya harus saya percaya, bagian mosaik dalam permainan saya tidak akan tertukar di permainan mosaik orang lain.

Saya hanya perlu menemukan bagian itu di waktu yang pas.. kalau sekarang belum ketemu, mungkin masih ada tabir yang menutupi pengelihatan saya. saya harus membersihkan pengelihatan saya. segera!
Sungguh hidup ini seperti merangkai puzzle..

Note: ditulis di note tablet (jadi penulisannya kebanyakan ngga ada huruf kapital)

Kamis, 01 Februari 2018

Storage

Ruang penyimpanan email saya penuh! Ini pertama kali saya alami.. hadeh


Dari kebiasaan ngga pernah ngehapus email secara periodik akhirnya jadinya begini. Hhe.. 2017 is awesome.. saya sangat aktif berkirim email, makanya ruang penyimpanan standar 15gb sudah ludes. Waktunya mengosongkan ruang. Coba kalau email cara kerjanya bisa kaya otak yang otomatis membuang memori  yang ngga penting ya.. hha di back up ke memori jangka panjang. Harusnya sekarang ada aplikasi yang seperi itu sih, mengelola data pribadi seperti  sistem Cloud.

Eh .. lebih baik ngehapus email atau beli tambahan storage ya?

Minggu, 14 Januari 2018

Perspektif

Saya sering, sangat sering malahan.. dikira anak seni, atau anak desain (maksudnya kuliah di jurusan itu) yang faktanya perspektif atau pandangan kebanyakan orang itu SALAH. Hhe.. saya sering tertawa dalam hati saja kalau ada yang bilang begitu.

Mereka yang berkenalan dengan saya secara langsung biasanya ketawa atau kaget kalau saya bilang saya bukan anak seni rupa. Manusia mempersepsi berdasarkan apa yang ia lihat. Dan sayangnya, otak seringkali tertipu oleh apa yang diindera mata.
Makanya semakin kesini saya semakin enggan bercerita soal latar pendidikan saya.. Toh orang hanya ingin mendengar apa yang mereka ingin dengar. Melihat apa yang hanya ingin mereka lihat! Masnya anak SMSR ya? Kuliah di ISI ya? Jurusan Design ya? Asalnya mana?
Ah.. benar juga ungkapan "orang lain adalah masalah" semakin banyak orang yang masuk ke kehidupan kita, semakin banyak masalah kita. Bagi saya lingkaran yang kecil dan berkualitas akhirnya menjadi sangat ideal di zaman yang serba "terhubung" saat ini.
Semua ke-popular-an adalah kesalahan! (terkecuali pada beberapa kasus) *Bisadapatbarangendorsecumacuma atau *bisapostinggambardandibayar
Hhi..

Dont judge by it's cover..

Sebentar.. saya pikir-pikir lagi ..mungkin saja mereka benar, saya yang salah. SALAH jurusan! Hihihi..

Rabu, 10 Januari 2018

Nasihat

Saya tidak menyukai orang dengan banyak omong. Omong kosong.
Nasihat tidak melulu harus diasampaikan dengan oral kan? kalau hanya dengan lidah, tidak adil sekali Tuhan itu, atau ia Bukan Tuhan yang menciptakan dunia ini karena sifatNya (Tuhan) adalah maha adil. Dunia ini masih ada orang bisu!
Beberapa bulan terakhir ini saya tinggal dengan orang yang banyak omong. Maksud saya, saya adalah orang yang antusias dengan siapa pun perihal obrolan. Ketika obrolan yang penuh nasihat, kemudian berubah menjadi dibuat-buat, itulah saat saya harus berhenti bicara. Karena sudah menjadi omong kosong.
ya, saya mahfum dengan kecenderungan manusia untuk selalu ingin posisi yang didengarkan, sehingga benar nasihat Tuhan: menciptakan 2 telinga dan 1 mulut untuk manusia, agar lebih banyak mendengarkan daripada bicara.
Karena saya tidak menyukai orang dengan banyak omong, saya berusaha untuk belajar sedikit bicara dan belajar lebih banyak mendengar.
Dunia sudah terlalu gaduh dengan omong kosong, Bung.

Gimana ya cara ngadepin orang yang banyak omong (kosong)?

Minggu, 07 Januari 2018

Memukul Waktu

Demi masa depan industri kreatif Indonesia..

       ..at Kopi Letek Malang

menghabiskan seminggu terakhir untuk menyelesaikan naskah buku. Entah mungkin ini mimpi saya di tahun-tahun sebelumnya sekarang menghampiri. Bekerja di mana saja (termasuk cafe), menulis buku ah.. yang saya pikirkan beberapa tahun kemarin sekarang mulai menjadi kenyataan satu per satu. Law of attraction!
Dan mimpi-mimpi itu sekarang yang membangunkan saya setiap pagi dan malam. Saya harus bekerja lebih keras, memukul waktu!

Senang.. sekaligus bergetar. Apakah saya bisa menyelesaikan dengan baik apa yang sudah saya mulai?
Bismillah..
*lanjut nulis lagi

Jumat, 05 Januari 2018

Kopi Talua

Mas Wahyu, Barista Braden Coffee lagi bikin kopi Talua di Acara Ngopi Bareng MenKeu Ibu sri Mulyani Indrawati

Kamis, 04 Januari 2018

Sri Mulyani

Hari ini semesta mendukung.

Acara live drawing bareng bu menteri berjalan sesuai harapan. Sebenarnya di luar ekspektasi di awal tahun ini mendapat kesempatan berharga dapat bertemu dengan "orang penting" sekelas Bu Sri Mulyani. Maklum, beliau termasuk sosok yang menginspirasi banyak pemuda di Indonesia karena kiprahnya sebagai Menteri Keuangan dan prestasinya di bidang ekonomi turut memberi sumbangsih nyata bagi Indonesia. Begitu juga, karena saya tidak jauh dari dunia beliau "perpajakan" jadi saya punya keterikatan emosional yang baik dengan beliau.

Bu Sri Mulyani datang pukul 6 sore di kantor DJBC Jatim II dan langsung menuju ruangan yang telah disiapkan. Saya live menggambar portrait beliau saat acara makan malam dimulai. Yang berkesan buat saya hari ini adalah saya diberi kesempatan untuk mengenalkan seni scribble ini kepada beliau. Beliau saya minta untuk menggambar duluan di kertas kosong yang telah saya siapkan. coretannya tegas, penuh keyakinan. Itu terlihat dari goresan beliau. padahal saya berikan pen yang tipis.. hhe
sekitar 2 jam saya selesai membuat portrait scribble Bu Sri Mulyani. Kemudian dilanjutkan dengan sesi serah terima dari kepala DJBC Jatim II. Saya juga mendapat kesempatan menyerahkannya secara langsung ke Bu Sri.. dan sedikit berpose di depan kamera. Hhe..

      "Pinter kamu ya.. bagus" puji beliau.
      "Terima kasih Bu" balas saya sambil melempar senyum.
      "Terima kasih.. sukses ya" pungkas Ibunya..

Khoirul Anwar bersama Ibu Sri Mulyani Indrawati  (2018)


Tantangan awal tahun diterima! menggambar secara live..
mendapat pengalaman menggambar dengan bu Sri Mulyani..Ya, semua ini digerakkan. Bukan soal urusan jantung atau kelopak mata saja yang digerakkan. Kehidupan saya yang lain sejatinya adalah digerakkan. Oleh energi tak kasat mata yang akal manusia siapa pun tak akan mampu menjangkaunya. Tak perlu ada yang harus dibanggakan berlebih. Siapa yang tau hari esok?

Mungkin ini efek saya mengistirahatkan keinginan. Tuhan selalu tau yang terbaik bagi jiwa ini agar berbahagia.

Berbahagialah, berbahagialah!




Rabu, 03 Januari 2018

Bu Sri

Waktu bergerak cepat (lagi).

Pagi tadi ada meeting bersama Bea Cukai untuk acara privat besok, Kamis (4/1) di lingkungan Bea Cukai Malang. Saya mendapat kehormatan diundang untuk menggambar portrait Bu Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan RI) secara live di acara tersebut. Saya kira ini kesempatan yang baik di awal tahun 2018: bertemu Ibu Sri Mulyani.

Saya harus menyiapkan segala sesuatunya malam ini..Kopi! mana Kopi! hhi

Semoga acara besok berjalan lancar. Amin

Selasa, 02 Januari 2018

Menikmati


2017 saya telah meninggalkan blog ini untuk lebih fokus ke gambar. Ternyata saya keliru. Batin saya butuh makanan padahal dengan menulis saya bisa merasakan experience.  Istilah ini merujuk pada pengertian bahwa “saya mengalami hidup”. 2017 merupakan tahun dimana banyak orang baru masuk ke dalam hidup saya, tetapi saya tidak menuliskannya. Padahal banyak perkembangan mental yang saya alami sepanjang perjalanan 2017. 2018 ini saya pikir momen yang baik untuk memulai dan meneruskan hal baik yang telah saya lakukan: ngeblog lagi.. hhe


Hari ini saya telah kembali merasakan experience  itu. Kembali meng-ada. Karena menulis adalah berpikir dan dengan berpikir ke-manusia-an saya meng-ada (exist).

Cerita hari ini berada di lereng  Gunung Bromo. Beberapa hari kemarin, tiba-tiba seorang kawan dari Lampung menghubungi saya mau datang ke Malang. Dia ngajak ke Bromo.  Singkat cerita, kami berangkat ke Bromo bertiga (dengan seorang lagi kawan perempuan)naik motor trail. Karena kondisi jalan macet efek pasca liburan tahun baru, kami memutuskan untuk ngga pakai mobil. Kami berangkat via jalur nongkojajar senin malam dan sampai di pintu masuk Bromo pukul 3 pagi. Alhamdulillah langit cerah, semesta mendukung..


Pemandangan Bromo dari Bukit King-Kong pukul 5.30 pagi
Perjalanan kami buat sangat fleksibel, tidak ada jadwal khusus soal waktu. Kami membiarkan waktu mengalir sedemikian rupa. Kami pergi ke bukit king-kong untuk melihat sunrise (penanjakan sedang direnovasi), ngopi di area bukit king-kong, lalu turun ke pasir berbisik kadang berhenti untuk menikmati landscape Bromo dari atas sekaligus mengambil beberapa foto. Di bawah kami main trail, yap.. yang cewek ini ketagihan naik trail walaupun sudah jatuh 2x.. hha dasar cewek setrong. Lalu naik ke lereng Bromo.
Waktu saya rasa berjalan sangat lambat hari ini. Menikmati. Saya juga sempat mengabadikan landscape Bromo dengan sketsa. Di atas lereng Bromo, saya membuat sketsa pemandangan di bawah. Tapi, ternyata alam berkata lain. Sepertinya ia tidak mengizinkannya. Saya harus berhenti dan hanya menikmati: tinta pen saya habis di tengah sketching yang belum rampung. Waktu berlalu lamban sekali, saya sesekali memeriksa jam tangan hari ini, tetapi selalu diluar ekspektasi.. saya hanya harus diam dan menikmati.


sketsa yang belum rampung

Selanjutnya, setelah kami rasa puas di atas kami melanjutkan ke bukit teletabis. “Semesta mendukung” kataku dalam hati. Padang teletabis sedang bagus-bagusnya setelah diguyur hujan.  Semua nampak hijau sempurna. Baterai kamera kami telah habis, saya hanya sedikit mengabadikannya lewat kamera DSLR  dengan beberapa filter. Kemudian ngobrol sambil tiduran (langit sedang sejuk berawan) dan kadang ada yang ketiduran karena lelah. Menikmati.


Kemudian kami pulang lewat jalur Tumpang. Jalannya sudah bagus beraspal. Dulu pertama saya kesini 2013 masih terjal banyak batu-batu besar dan lubang. Sekarang sudah nyaman untuk dilalui sehingga juga menghemat waktu tempuh.
Saat saya keluar dari kawasan Bromo, tiba-tiba ban belakang motor saya bocor. Saya kemudian mencari bengkel di  area desa terdekat menaiki motor dengan posisi duduk di atas tangki motor. Cukup ekstrem karena saya masih harus melewati jalan naik-turun dan kadang  melewati area samping kanan-kirinya adalah jurang. Harus sangat hati-hati. Saya memutuskan untuk tetap menaikinya karena jika berjalan masih terlalu jauh untuk sampai ke desa. Dan alhamdulillah di desa terdekat saya menemukan bengkel. Ternyata tambalan ban dalam mengelupas, mungkin karena terlalu panas seharian berjalan. Kemudian saya ganti dengan ban yang baru. Kami melanjutkan perjalanan pulang pukul  1 siang, lalu mampir di rumah Pak Rendi di Tumpang. Pak Rendi adalah tempat yang pas untuk kami singgah sebentar untuk melepas lelah. Kami mandi dan makan disana sambil menunggu hujan reda. Saya sering main kesini bersama kawan” kalau sedang naik Semeru atau Bromo atau camping saat kuliah dulu.. jadi selalu merasa kurang kalau ke Bromo tidak mampir kesini hhe..
Pak rendi punya persewaan Jeep juga yang melayani perjalanan wisata Bromo-Semeru. Orangnya ramah, baik banget. Inspiratif. Keren lah pokoknya. Jadi berasa di rumah sendiri kalau berada di rumahnya. Kapan-kapan saya fotoin orangnya hhe..
Hujan ngga kunjung reda.. mungkin saya harus menikmati (lagi).. makan makanan rumah dengan suasana hujan, kelaparan, kecape’an.  Tempe, telur, sambal tomat, kuah santan. Menikmati.

Kemudian setelah hujan sedikit reda kami memutuskan melanjutkan perjalanan. Ternyata di perjalanan hujan tambah deras.. kami tetap meneruskan perjalanan pulang karena kalau berhenti, kami tahu akan kemalaman di jalan. Sedangkan kawan perempuan yang tadi, malamnya udah harus dinas lagi di salah satu rumah sakit di Malang. Waktu berlalu dengan cepat (lagi)
Saya menikmati..







Senin, 01 Januari 2018

Nasi Uduk

Selamat pagi Malang yang sedang sejuk bau hujan..

1 Januari.. saya hanya ingin mengistirahatkan keinginan-keinginan dari nafsu kehewanan saya yang tak pernah terpuaskan. Lalu berusaha lebih banyak bersyukur..
Tidak ada selebrasi akhir tahun..cukup disyukuri dalam hati. sebab 2017 bukan hal menyenangkan saja terjadi, beberapa ruang waktu terisi oleh kabar orang-orang terdekat saya yang lebih dulu pergi. Nenek dan kakek. Ya, toh memang hidup ini perihal datang-pergi.."jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu.." kata Banda Neira.

Mengunyah lebih lama nasi uduk jakarta pagi ini adalah hal yang sah untuk saya syukuri.
Selamat tahun baru Masehi :)